Jumat, 24 Agustus 2012

SELAMAT HARI RAYA "Konsumsi"



Pasar memang tak pernah sepi dari kegiatan jual-beli. Puncaknya, yah ketika menemui hari raya kemarin, sejak satu bulan terakhir kegiatan jual-beli-konsumsi sangat digandrungi oleh kebanyakan kaum mayoritas. Meski harganya bisa mencapai tiga kali lipat harga di bulan-bulan sebelumnya untuk kebutuhan pokok, pasar selalu sesak oleh para konsumen. Ada pula yang memangkas sekian persen untuk sekedar menghabiskan stok outfit hari raya. Sebuah keberkahan bagi para penjual dan sebuah “kepuasan” bagi para pembeli.

Heran memang melihat fenomena kemarin yang “konon” adalah bulan menahan nafsu tapi nafsu untuk konsumsi malah semakin menjadi. Dari mulai kegiatan buka bersama yang pastinya merogoh kocek yang tak sedikit hanya untuk satu pertemuan, hingga konsumsi menutupi badan dengan segambreng pernak-pernik kosmetik di hari raya. Munafik memang jika saya “mengharamkan” kegiatan tersebut karna ada beberapa kegiatan serupa yang saya hadiri demi menghargai kawan-kawan. Dan dampaknya saldo terkuras habis tersisa recehan yang sedikit-sedikit harus di keluarkan demi mengganjal perut.


 Sedikit tak setuju dengan kebiasaan yang menurut saya absurd melihat gelaja kemarin, dimana lelah harus tawar-menawar harga demi sebuah benda mati, rela berdesakan diantara para konsumen yang sama.  Ketika sedang berada pada posisi dimana harus berhadapan dengan beberapa etalase yang harus dibayar demi sebuah eksistensi kehadiran hari raya, sehingga lupa akan sebuah kebutuhan yang lebih pokok tentang hari-hari selanjutnya (setelah hari raya- sampai mendapatkan kembali uang yang amat sangat “dibutuhkan” hari ini) untuk mengamankan diri untuk menjaga jarak dengan rasa lapar sangat berbahaya. Belum lagi setelah hari raya di sibukan dengan kegiatan liburan sebelum rutinitas sehari-hari, sekedar menziarahi tempat wisata demi hiburan setelah penat bekerja dan kapan lagi bisa kumpul bersama keluarga.

Sebuah tradisi yang masih dilakukan beberapa kawan, bukan berarti menggurui tapi ini hanya sekedar opini personal yang membuat saya sedikit malas menghadapi euphoria hari raya disaat penghasilan minim. Setidaknya saya bisa menahan nafsu yang dilakukan kebanyakan orang pada momen kemarin juga saya tak menggantukan sebuah eksistensi hari raya dengan seperangkat kosmetik korporasi. Juga merayakan “hari tanpa belanja” yang biasanya dilakukan oleh kawan-kawan kontra konsumsi pada 24 november. 

“Selamat hari raya - konsumsi…..!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar